Ini Tanggapan Jerome dan Maudy Terhadap Kondisi Pendidikan di indonesia

9 Desember 2021, 00:02 WIB
Tanggapan Jerome dan Maudy terhadap pendidikan di indonesia /@jeromepolin

PRMN Metro Palembang News - Jerome Polin seorang mahasiswa Jepang sekaligus content creator berasal dari Indonesia ini memberi pandangan terhadap pendidikan di indonesia.

Menurut Jerome pendidikan di Indonesia terlalu mementingkan nilai, sikap dan kejujurannya kurang.

Hal tersebut ia ungkapkan bersamaan dengan Maudy Ayunda.

Mengutip dari channel Youtube Nihongo Mantappu, "Di Indonesia sebenarnya banyak orang pintar, tapi kepintarannya digunain buat hal lain," kata Jerome.

"Seperti halnya budaya mencotek, di Indonesia aneh ketika ada orang yang tidak memberi contekan malah dianggap pelit dan aneh," ujarnya.

"Padahal ia meminta contekan itu sudah salah, tetapi justru yang dibully yang tidak mau memberi contekkan," katanya.

Budaya tersebut berbandig terbalik di Jepang, tidak ada siswa yang berani mencontek ketika ujian berlangsung.

"Aku heran banget, ketika ujian dimulai benar-benar tidak ada yang berusaha tengok kanan kiri cari contekkan," sambung Jerome.

"karena di sana (di Jepang) antara guru dan orang tua itu bisa imbang sistemnya, jadi anak tidak berani melakukan kecurangan mencontek, benar-benar diegasin gitu," katanya lagi.

Karena Jerome tinggal di Jepang selama kuliah, ia melihat dari sisi orang jepang yang mempunyai integritas tinggi.

"Integritas orang Jepang itu tinggi banget, dimulai dari hal kecil. Semisal dalam hal memisahkan sampah, di rumah aja sampah mereka pisahin," ujarnya.

"Mereka (orang Jepang) kaya gila banget, pas ada lampu merah, meskipun tidak ada mobil kalau merah ya merah mereka diem," sambung Jerome Polin.

Di Jepang terkenal tempatnya yang bersih, tetapi kotak sampah umum di sana hanya sedikit.

"Kalo di Indonesia ada pelajarannya buang sampah harus gini gitu, tapi I think praktiknya belum ada. Belum diterapin ke kehidupan sehari-hari banget," ucap Jerome.

Jerome menyadari itu juga dari suatu sistem yang keliru. Bahkan ia selalu memotivasi orang lain untuk memulai dari diri sendiri.

"Aku selalu motivated by people yaudah mulai dari kita aja. Aku kaya gini, jadi kalian biar ngga merasa sendiri melakukan itu," katanya.

Maudy Ayunda juga menganggap hal demikian, "Dan itu sebenernya masalah kolektif action juga si, kaya misalnya satu orang niat sendiri dan dia merasa yang lainnya tidak mengerjakan. Akhinya ia merasa 'buat apa' gitu," kata Maudy.

"Itu kan ada network affects nya jadi semua merasa begitu, jadi akhirnya ngga ada yang mulai," ujarnya.

Menurut Maudy, paling utama ia perhatikan pendidikan di Indonesia dibanding tempat lain yakni minimnya budaya cinta belajar.

"Di Indonesia kurangnya budaya cinta belajar, budaya yang bener-bener melihat belajar and lifeling knowledge itu adalah sesuatu yang sepenting itu dan bisa menyenangkan," ucap Maudy.

Maudy mengaku pernah membaca buku, di negara Firlandia rata-rata anak mudanya melakukan check out dua buku dari peprustakaan.

"Itu belum termasuk buku yang mereka beli sendiri dan buku-buku yang ada di rumah," katanya.

"Jadi di sana ada rasa ingin tahu, keinginan untuk bertanya, dan keinginan mencari informasi itu datang dengan sendirinya," ujar Maudy.

Hal tersebut pasti datang dari adanya budaya turun menurun.

Menurutnya, gimana caranya bisa dibangun, supaya anak-anak bisa punya keinginan intrinsik dan bisa benar-benar enjoy untuk belajar.***

Editor: Khoirrotun Nissa

Sumber: YouTube Nihongo Mantappu

Tags

Terkini

Terpopuler