Politikus India Menilai Kasus Pemerkosaan Tinggal Dijalani, Pernyataannya Dianggap Tak Etis

18 Desember 2021, 22:48 WIB
Politikus India Menilai Kasus Pemerkosaan Tinggal Dijalani /murtaza_ali

Metro Palembang News - Adanya kasus pemerkosaan di India yang tinggi, membuat salah seorang politisi India yakni KR Ramesh Kumar berpendapat.

Kumar politisi India membuat pernyataan bahwa jika terjadi kasus pemerkosaan, korban hanya tinggal menjalani saja apa yang ada karena tak dapat dihindarkan.

Lantas pernyataannya tersebut langsung dinilai tak etis sebagai salah seorang politisi India.

Kemudian politisi India ini meminta maaf pada 17 Desember 2021 atas pernyataannya yang dianggap tak etis terhadap kasus pemerkosaan.

Dikutip dari pikiranrakyat.com yang berjudul Bikin Gaduh, Pernyataan 'Berbaring dan Nikmati Pemerkosaan' dari Politikus India Dikecam KR Ramesh Kumar menyampaikan.

"Saya ingin menyampaikan permintaan maaf saya yang tulus kepada semua orang atas komentar acuh tak acuh dan lalai yang saya buat di pertemuan hari ini tentang 'Pemerkosaan'," ucapnya.

"Niat saya bukan (untuk) meremehkan atau menyepelekan kejahatan keji itu, tetapi komentar yang tidak masuk akal! Saya akan memilih kata-kata yang lebih hati-hati untuk selanjutnya," lanjutnya.

Sedangkan berikut ini isi pernyataan tak etis politisi India tersebut terhadap kasus pemerkosaan.

"Ada pepatah: ketika pemerkosaan tidak bisa dihindari, berbaringlah dan nikmatilah," ujar Kumar di hadapan rekan politisinya.

Atas ucapannya itu, sejumlah rekan kongresnya menganggap tak etis dan mengecamnya.

"Partai Kongres tidak menyetujui pertukaran olok-olok yang sangat tidak menyenangkan dan tidak sensitif antara Ketua Majelis Karnataka dan MLA Kongres senior di DPR," kata juru bicara Randeep Surjewala.

Kemudian Anjali Nimbalkar, anggota parlemen Kongres Karantaka, mengatakan pernyataan tak etis ini telah membuat kaum wanita menjadi rendah.

"Dewan harus meminta maaf kepada seluruh kaum wanita, setiap ibu, saudara perempuan, dan anak perempuan bangsa ini atas perilaku yang menjijikan dan tidak tahu malu," ujarnya.

"Apa yang bisa kita katakan? Saya malu bahkan berpikir bahwa orang-orang dengan pola pikir seperti itu bisa berada di Majelis atau Parlemen," kata Sowmya Reddy, anggota partai lain.

"Saya tidak tahu tindakan apa yang akan diambil. Partainya harus mengambil tindakan tegas. Saya tidak bisa berkata-kata. Apakah dia tidak memiliki wanita di rumah? Ini adalah hasil kesalahan mendasar dalam berpikir," lanjutnya.***

(pikiran-rakyat.com / Ikbal Tawakal)

Editor: Khoirrotun Nissa

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler