Hari Ini, China Sukses Luncurkan 3 Astronot ke Stasiun Luar Angkasa Baru

- 17 Juni 2021, 17:44 WIB
Pesawat Shenzhou-12 dengan roket Long March 2F.
Pesawat Shenzhou-12 dengan roket Long March 2F. /

PRMN Metro News Palembang – China sukses meluncurkan pesawat luar angkasa Shenzhou-12 yang membawa tiga astronot (taikonaut) mereka ke luar angkasa.

Pesawat itu diluncurkan pada pukul 09.22 waktu Beijing dengan roket Long March 2F dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Gurun Gobi pada Kamis, 17 Juni 2021.

Ketiga astronot tersebut melaju menuju Tianhe, modul awal stasiun luar angkasa Tiangong (Istana Surgawi) China yang berjarak enam jam perjalanan. Para astronot itu akan bertugas di sana selama tiga bulan.

Mereka adalah Nie Haisheng (56), Liu Boming (54), dan Tang Hongbo (45). Ketiganya baru pertama kali melakukan perjalanan ke luar angkasa.

Direktur Pusat Peluncuran Zhang Zhifen mengungkapkan misi telah berhasil sepenuhnya.

Baca Juga: Oppo Find X3 Pro Tembus 10 Besar Peringkat DxOMark, Disebut Sebagai Salah Satu Terbaik

Baca Juga: Politikus Senayan dan Kapolri Sepakati Pembongkaran Jalur Sepeda, Sahroni : Jangan Sampai Ada Deskriminasi

"Menurut laporan dari pusat kendali kedirgantaraan Beijing, roket Long March-2F telah mengirim pesawat ruang angkasa berawak Shenzhou-12 ke orbit yang telah ditentukan sebelumnya," kata Zhang Zhifen.

Misi Shenzhou-12 adalah tahap terbaru dalam rencana China untuk menjadi satu-satunya negara yang memiliki stasiun luar angkasanya sendiri.

Ini adalah misi berawak pertama China dalam hampir lima tahun. Huang Weifen dari China Manned Space Program mengatakan para astronot akan melakukan dua kali perjalanan antariksa selama misi.

Proyek stasiun luar angkasa itu ditargetkan rampung kurang dari dua tahun dari sekarang dan segera dioperasikan.

China membangun stasiun luar angkasa mereka sendiri setelah mendapat tentangan dari AS untuk bergabung dengan misi stasiun ruang angkasa internasional (ISS).

Baca Juga: Siap Ikuti CPNS 2021, Berikut Surat Pernyataan dari BKN Terkait Komitmen dan Pengabdian Pegawai!

Baca Juga: Virus Corona Variasi Delta Sudah Masuk di Indonesia, Kemenkes RI :Lebih Bahaya dari Sebelumnya

ISS merupakan program luar angkasa yang didukung Amerika Serikat, Rusia, Eropa, Kanada, dan Jepang.

Pada konferensi pers yang digelar hari Rabu, Nie mengungkapkan bahwa misi tersebut terkait erat dengan ambisi China untuk menjadi kekuatan luar angkasa terkemuka di dunia.

China telah meluncurkan modul inti Tianhe pada April lalu. Modul itu merupakan tahap awal pembangunan stasiun luar angkasa China.

Modul itu akan menjadi tempat tinggal para astronaut yang dilengkapi ruang tamu terpisah, "treadmill luar angkasa" dan sepeda untuk berolahraga, serta pusat komunikasi.

Dua modul tambahan akan diluncurkan dalam kurun waktu 18 bulan mendatang.

Baca Juga: Unggahan Instagram Basarnas Soal Tsunami dan Gempa 8,6 SR di Bengkulu, Bikin Netizen Cemas

Baca Juga: Bentrok dengan Masyarakat, Junta Militer Myanmar Bakar Sebuah Desa. Ini Akibatnya!

Stasiun tersebut akan menjadi pos manusia di orbit rendah Bumi untuk China, namun tak menutup kemungkinan negara mitra untuk melakukan eksperimen sains.

Stasiun luar angkasa China diharapkan mengorbit sekitar 230 mil di atas Bumi, sekitar 20 mil lebih rendah dari ISS. Stasiun itu dibekali kemampuan untuk mengubah ketinggian orbit seperlunya.

Kru Jalani Lebih dari 6.000 Jam Pelatihan

Dalam mempersiapkan misi luar angkasa ini, kru yang terlibat telah menjalani lebih dari  6.000 jam pelatihan. Mereka jungkir balik di dalam air dengan peralatan luar angkasa lengkap.

Badan antariksa China merencanakan total 11 peluncuran hingga akhir tahun depan, tiga di antaranya merupakan misi berawak untuk memperluas stasiun 70 ton itu.

Stasiun Tiangong berukuran lebih kecil dari ISS dan diharapkan dapat beroperasi selama 10 tahun. Tiangong akan menjadi tempat kedua manusia mengorbit di luar angkasa.***

 

Editor: Nur Khotimah

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini