Jokowi Ingin Indonesia Berhenti Impor Obat serta Alat Kesehatan dan Produksi Sendiri di Dalam Negeri

29 Desember 2021, 07:17 WIB
Presiden Jokowi Widodo /Instagram/@jokowi

Metro Palembang News - Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia harus bisa memproduksi alat kesehatan, obat-obatan, maupun bahan baku obat di dalam negeri.

Jokowi menyampaikan hal tersebut karena ingin agar Indonesia berhenti impor alat dan obat kesehatan.

Dikutip dari pikiran-rakyat.com dari artikel yang berjudul
Jokowi Beri Ultimatum Kita Harus Berhenti Impor Obat dan Alat Kesehatan

Hal itu disampaikan Jokowi saat melakukan groundbreaking Rumah Sakit (RS) Internasional Bali di Kawasan Wisata Sanur, Kota Denpasar, Provinsi Bali, pada Senin, 27 Desember 2021.

"Alat-alat kesehatan, obat-obatan, bahan baku obat, kita harus berhenti untuk mengimpor barang-barang itu lagi dan kita lakukan, kita produksi sendiri di negara kita," ujar Jokowi dalam sambutannya, dikutip dari Sekretariat Presiden.

Menanggapi perkataan Jokowi, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir akan memfokuskan Indofarma untuk mengembangkan industri obat-obatan herbal.

“Industri herbal sendiri kita punya kekuatan, memang kita mempunyai alam dan punya kultur mengenai industri herbal ini. Karena itu Indofarma kita akan fokus pengembangan industri herbal pengobatan,” ujar Erick Thohir.

Meskipun begitu, Kimia Farma tetap fokus dalam penyediaan obat generik sebagai akses obat yang terjangkau untuk masyarakat.

Erick menyebutkan produksi obat-obatan ini juga akan didorong untuk menggunakan bahan baku dalam negeri.

"Ini kalau digabungkan ya kita berharap ke depan, empat tahun ke depan kita bisa menekan impor bahan baku obat sampai 75 persen. Jadi yang 95 turun 20 persen," ujarnya.

Dalam memperkuat pembentukan ekosistem ketahanan dan kemandirian kesehatan dalam negeri. Erick Thohir mengungkapkan bahwa telah mengonsolidasikan aster kesehatan BUMN.

"Kita tahu, ekosistem ini menjadi kunci. Kalau kita berdiri sendiri-sendiri akhirnya tentu kita tidak punya kekuatan yang terpadu untuk menahan gelombang yang terjadi ke depannya," kata Erick.

Kementerian BUMN telah berhasil menggabungkan Bio Farma sebagai perusahaan induk atau holding company yang membawahi Kimia Farma, Indofarma, dan sejumlah rumah sakit BUMN yang berada di bawah Indonesia Healthcare Corporation (IHC).

Secara bisnis, kata Erick Thohir, Bio Farma diharapkan dapat membuka peluang-peluang baru dalam industri kesehatan seperti vaksinasi.

"Kita coba sekarang bekerja sama dengan berbagai pihak, apakah mengembangkan vaksin mRNA atau protein rekombinan yang hari ini memang masih terus kita jajaki," katanya.***

Artikel ini sebelumnya tayang di pikiran-rakyat.com dengan judul Jokowi Beri Ultimatum Kita Harus Berhenti Impor Obat dan Alat Kesehatan (Julkifli Sinuhaji).

Editor: Fahima Andini

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler